
‘Urip iku Urup’ — Jika diartikan secara harafiah ke dalam Bahasa Indonesia, kalimat ini berarti ‘Hidup itu Nyala’. Begitulah filosofi hidup orang Jawa yang telah diwariskan turun-temurun dalam tradisi dan budaya Jawa.
Filosofi ini mengandung makna bahwa dalam kehidupan kita harus menjadi cahaya atau memberikan pencerahan kepada orang-orang di sekeliling kita. Bahwa hidup haruslah menjadi sosok yang bisa bermanfaat dan membawa berkah bagi orang lain dan sekitar kita.
Ajaran yang terkandung dalam filosofi ini adalah warisan budaya yang luhur, yang bukan saja harus kita hormati dan lestarikan, tapi juga harus kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran ini telah sejak lama dijalankan oleh leluhur bangsa, kita bisa menyaksikan dan merasakan sendiri kaitannya yang kuat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bersifat universal yang bisa berlaku dimanapun dan kapanpun.
Filosofi yang luhur ini memberikan motivasi kepada kita agar menjadi manusia yang memberikan manfaat, jika semakin besar manfaat yang kita berikan maka akan semakin baik pula yang kita dapatkan dan juga yang dirasakan oleh orang lain.
Filosofi ini sangat dalam maknanya, bahwa kita lahir bukanlah untuk diri sendiri, tapi juga saling memberi dan saling tolong-menolong tanpa ada rasa pamrih. Kehadiran diri kita haruslah memiliki arti bagi orang lain, janganlah membuat resah orang-orang di sekitar kita, karena apa yang kita lakukan juga akan berimbas pada diri kita sendiri.
‘Urip iku Urup’ — Hidup dengan menebarkan cahaya, menerangi langkah orang-orang di sekitar kita. Isilah hidup kita dengan apapun yang bermanfaat dan berguna bagi semua. Karena semakin bermanfaat, hidup kita akan semakin dekat dengan kebahagiaan itu sendiri. Filosofi ini sangat meresap ke dalam batin, serta sangat menjiwai segala tindak-tanduk orang Jawa.