
Banyak orang-orang kota bepergian ke daerah pegunungan hanya untuk berekreasi dan melepas lelah dengan menikmati pemandangan alam. Berbeda halnya dengan para petani di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Lampung, mereka setiap hari mengais rejeki dengan merawat tanaman sambil menikmati indahnya suasana pegunungan. Memang tak diragukan lagi bahwa negeri kita ini sangat kaya akan sumberdaya alamnya, selain lahannya yang subur, keindahan alamnya pun sangatlah mempesona.

Mata pencaharian penduduk disini mayoritas adalah petani. Karena terletak di dataran tinggi, maka tanaman yang kebanyakan dibudidayakan oleh masyarakat disini adalah sayuran seperti kembang kol, bawang merah, cabe, dsb. Mereka sudah merintis pertanian di daerah ini sejak lama.

Yayasan Rakai Mataram Agung selalu setia mendampingi petani ketika petani susah menghadapi masalah dan kendala dalam membudidayakan tanaman. Dengan hadirnya Yayasan RMA di tengah-tengah para petani, pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh petani menjadi cukup mumpuni dalam merawat tanaman dengan baik. Sehingga petani sudah tidak memiliki beban dan bersemangat, sehingga bisa bekerja maksimal demi memasok kebutuhan pasar.

Lahan binaan Yayasan RMA di desa ini membudidayakan tanaman brokoli putih yang sering disebut bunga/kembang kol dan juga tanaman bawang merah. Lahan ini memiliki luas sekitar 30 Ha. Tanaman bunga kol yang dibudidayakan seluas 20 Ha, dimana di setiap 1 Ha lahan ditanami 12.000 tanaman bunga kol. Sedangkan 10 Ha dari luas total lahan ditanami tanaman bawang merah.

Bunga kol bisa dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, namun hasil panen bunga kol di dataran tinggi lebih baik dengan bobot basah mencapai 500 gram. Masa penanaman hingga panen bunga kol di dataran tinggi juga cukup singkat, yaitu membutuhkan waktu sekitar 50 hari saja langsung bisa dipanen.

Cara menanam bunga kol ini juga termasuk mudah, yaitu melakukan penyeleksian benih bunga kol dengan perendaman di dalam air selama 12 jam. Lalu sebarkan benih di lahan yang telah disiapkan. Bibit bunga kol membutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk tumbuh. Kemudian pindahkan bibit ke lahan tanam. Lakukan perawatan dengan pemberian pupuk dan kapur pertanian secukupnya.

“Tak hanya pupuk saja, kunci untuk membudidayakan sayuran adalah air, sehingga pengairan dibutuhkan secara rutin. Walaupun bunga kol ini butuh banyak air, tidak menutup kemungkinan bisa beresiko gagal panen saat musim hujan tiba, sehingga harus dipanen sebelum musim hujan tiba“, begitu penjelasan dari Bapak Hendar Matori selaku Kabag Pertanian Yayasan RMA (RMA FARM).

Lahan binaan Yayasan RMA disini juga membudidayakan tanaman bawang merah. Kita semua pasti sudah kenal dengan tanaman ini yang sejak lama menjadi bumbu dapur yang paling sering digunakan. Bawang merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan panas tubuh ketika demam atau sakit flu.

Cara merawat tanaman bawang merah tak jauh beda dengan bunga kol. Yang penting pengairan cukup dan tidak tergenang. Tanaman bawang merah juga sensitif terhadap hujan seperti bunga kol, sehingga harus sudah dipanen sebelum musim hujan tiba. Bawang merah dapat dipanen sekitar 60 hari sejak ditanam.

Jangan lupa juga melakukan penyiangan pada tanaman yang dibudidayakan, yaitu membersihkan tanaman pengganggu yang biasanya ikut tumbuh di sela-sela tanaman. Saat ini harga pasaran untuk bunga kol dan bawang merah masih sangat baik, petani pun puas dengan hasilnya. Hasil panen bunga kol dan bawang merah di lahan ini selalu diborong oleh pedagang.

